Selasa, 10 Februari 2015 - 21:32 wib
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (foto: Okezone)
JAKARTA - Pengamat Politik dari Universitaas
Airlangga (Unair) Surabaya, Haryadi menegaskan, publik perlu peduli terhadap
prosedur dan substansi politik penegakan hukum di balik kisruh KPK dan Polri.
Menurut Haryadi, saat ini yang
berkembang adalah cara pandangan yang salah tentang prosedur hukum dan
substansi politik. “Antara prosedur dan subsatansi politik hukum dengan
moralitas publik bukanlah sesuatu yang terpisah,” ujarnya kepada media, Selasa
(10/2/2015).
Padahal, menurut dia, prinsip
moralitas publik harus menjadi acuan nilai dalam penyusunan konstitusi dan atau
penyusunan prosedur dan substansi politik hukum berbangsa.
Sejatinya, kata Haryadi, prinsip
moralitas publik memuat setidaknya tiga elemen, yaitu pertanggungjawaban
publik, mencegah penyalahgunaan kewenangan untuk kepentingan diri atau
kelompok, dan mereduksi derita publik.
Dalam konteks inilah Haryadi melihat
sosok Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, tersudutkan dalam dinamika hukum
dan politik yang ada. “Megawati dalam kondisi seperti ini lebih sering
dihujat,” jelasnya.
Akhirnya, musuh-musuh politik tidak
pernah peduli terhadap Megawati yang berupaya untuk mengintegrasikan hukum dan
moralitas publik di negeri ini.
Saat ini publik, kata Haryadi, masih
memposisikan Megawati dalam ruang masa lalu dengan Budi Gunawan yang pernah
menjadi ajudannya. Maka pesepsi konflik KPK dan Polri kemudian dikait-kaitkan
dengan Megawati, padahal tidak ada kaitannya.
“Dalam kondisi seperti ini
sebenarnya kita harus mengapresiasi Megawati yang berusaha mengintegrasikan
antara hukum dan moralitas publik tersebut,” pungkasnya.
Sumber :
http://news.okezone.com/read/2015/02/10/337/1103984/megawati-berusaha-integrasikan-hukum-moralitas-di-balik-kisruh-kpk-polri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar