Pages

Sabtu, 14 Maret 2015

Tugas 2 "Bahasa Indonesia 2"

Deduksi dan Induksi

Pengertian Deduksi
Deduksi berasal dari bahasa inggris deduction yang berarti penarikan kesimpulan dari keadaan-keadaan umum, menemukan yang khusus dari yang umum. (Kamus umum bahasa Indonesia hal. 273 W.J.S. Poerwadarminta, Balai pustaka, 2006).
Deduksi adalah cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola pikir silogisme yang secara sederhana digambarkan sebagai penyusun dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan. Pernyataan yang mendukung silogisme disebut premis yang kemudian dapat dibedakan sebagai premis mayor dan premis minor. Kesimpulan merupakan pengetahuan yang didapat dari penalaran deduktif berdasarkan kedua premis tersebut.
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Deduksi
Deduksi adalah proses pemikiran di dalamnya akal kita dari pengetahuan yang umum untuk menyimpulkan pengetahuan yang lebih khusus atau proses berpikir dari hal yang bersifat umum menuju pada hal yang bersifat khusus seperti: 
·         Semua makhluq yang bernyawa pasti mati
·         Manusia adalah makhluq yang bernyawa
·         Tumbuhan adalah makhluq yang bernyawa
·         Hewan adalah makhluq yang bernyawa
·         Jadi, Manusia, Tumbuhan, Hewan pasti akan mati
Penalaran Deduksi mempunyai dua sistem adalah sebagai berikut :
1. Sistem Tertutup 
Dalam pembahasan ini ada beberapa contoh jalan pikiran deduksi ;
a)       Gambar ini adalah sebuah Jajaran Genjang, jadi sisi-sisinya yang berhadapan itu sama.
Ini merupakan contoh pemikiran deduksi kalau kita berpangkal dari defenisi Jajaran Genjang (Empat segi sisi yang berhadapan sejajar) serata ,merima semua dalil dan batasan tentang garis lurus dan garis sejajar, maka denga satu rangkaian langkah-langkah dapat di buktikan bahwa sisi yang berhadapan itu sama. Dalam contoh ini semua premis (titik pangkal atau data yang di ketahui) di rumuskan dalam istilah Jajaran Genjang, dan kesimpulan yang di tarik adalah pasti dan tak perlu di ragukan lagi. 
b)       Jumlah ketiga sudut sebuah segi tiga adalah 180 derajat, jadi jumlah sudut-sudutnya sama dengan 180 derajat. Kesimpulan ini pun pasti tidak di ragukan lagi. Tak akan ada pengaruh dari luar yang dapat menggoyakan kepastian kesimpulan terfsebut.
2. Sistem Terbuka 
Suatu kesimpulan itu pasti apabila kita tau dengan positif dan tanpa ragu-ragu, bahwa kesimpulan yang di tarik adalah benar dan bahwa kesimpulan atau ucapan yang mengatakan sebaliknya itu salah.
Contoh : 
Jangan berenang di air yang sekotor ini. Nanti terkena penyakit kulit.
Ini jelas merupakan suatu jalan Induksi. Dari pengalaman sendiri atau orang lain di tariklah suatu kesimpulan yang umum : berenang di dalam air yang kotor menyebabkan penyakit kulit. Apakah pasti setiap orang akan kena penyakit? Mungkin, Tetapi, Belum tentu !

Pengertian Induksi
Induksi adalah cara mempelajari sesuatu yang bertolak dari hal-hal atau peristiwa khusus untuk menemukan hukum. (Kamus umum bahasa Indonesia hal. 444 W.J.S. Poerwadarminta, Balai pustaka, 2006).
Induksi adalah ilmu eksakta mengumpulkan data – data dalam jumlah tertentu, dan atas dasar itu menyusun suatu ucapan umum. Observasi dan eksperimen dilakukan untuk mengenai gejala-gejala dengan tepat dan saksama, sedang hipotesis dan induksi membuat rumusan dari hukum-hukumnya. 
Metode berpikir induktif dimana cara berpikir dilakukan dengan cara menarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual. Untuk itu, penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang  bersifat umum.
Induksi
Induksi adalah  proses berpikir di dalam akal kita dari pengetahuan tentang kejadian atau pristiwa-pristiwa dan hal-hal yang lebih kongkrit dan khusus untuk menyimpulkan pengetahuan yang lebih umum seperti :
·         Besi di panaskan memuai
·         Seng di panaskan memuai
·         Emas di panaskan memuai
·         Perak di panaskan memuai
·         Besi, Seng, Emas dan Perak adalah logam
·         Jadi : Setiap logam yang di panaskan akan memuai.
Cara penalaran Induksi ada dua keuntungan adalah sebagai berikut :
1.    Kita dapat berpikir secara ekonomis meskipun ekperimen kita terbatas pada beberapa kasus
indivudual
2.    Pernyataan yang di hasilkan melalui cara berpikir Induksi memungkinkan proses penalaran  
selanjutnya baik secara Induktip dan Deduktip
Ada dua macam Induktif adalah sebagai berikut :
a)       Induksi sempurna 
Jika putusan umum itu merupakan penjumlahan dari putusan khusus, maka Induksi itu sempurna misalnya :
Jika dari masing-masing Mahasiswa pada suatu Fakultas, diketahui bahwa ia warga Negara Indonesia. Maka dapat diadakan putusan (umum) semua Mahasiawa Fakultas itu warga Negara Indonesia.
b)       Induksi tidak Sempurna 
Jika putusan umum dari Induksi yang bukan merupakan penjumlahan, melainkan seakan-akan loncatan dari yang khusus kepada yang umum, itulah Induksi yang tidak sempurna.
Induksi tidak sempura ada dua macam lagi demi sifat yang di milikinya dalam kekuatan putusan yang ternyata :
1.       Dalam ilmu alam (sciences) utusan yang tercapai melalui Induksi tidak sempurna berlaku umum, mutlak, jadi tak ada kecualinya. Hukum air mengenai pembekuannya tak mengizinkan pengecualiannya. Tidak ragu-ragu ilmu berani meramalkan tentang pembekuan itu.
2.       Ketika ilmu mempunyai objek yang terjadi bisa kena pengaruh dari manusia yang sedikit banyaknya dapat ikut menentukan kejadian-kejadian yang menjadi pandangan Ilmu, maka pula hal lainnya. Ilmu tersebut di namakan Ilmu sosial serta objek penyelidikannya terpengaruhi oleh kehendak manusia.
Perbedaan penalaran Deduksi dan Induksi
     
DEDUKSI
INDUKSI
Jika semua premis benar maka kesimpulan pasti benar
Jika premis benar, kesimpulan mungkin benar, tapi tak pasti benar.
Semua informasi atau fakta pada kesimpulan sudah ada, sekurangnya secara implisit, dalam premis.
Kesimpulan memuat informasi yang tak ada, bahkan secara implisit, dalam premis.

Dari table diatas dapat ditarik kesimpulan yaitu, perbedaan antara berpikir induktif dan berpikir deduktif; berpikir induktif adalah menarik pernyataan yang didasarkan pada hasil-hasil pengamatan, sedangkan berpikir deduktif adalah penarikan pernyataan yang didasarkan pada hukum dan teori.

Sumber :
·         Muslih, Mohammad. 2008. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Belukar
·         Soetriono. 2007. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Andi
·         S. Suriasumantri, Jujun. Filsafat Ilmu. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
·         Susanto. 2011. Filsafat Ilmu. Jakarta: Bumi Aksara
·         Bakhtiar, Amsal. 2007. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
·         Ihsan, Fuad, 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT.Rineka Cipta.
·         H. Mundiri.2005.Logika. Jakarta : Raja Grafindo Persada
·         Poedja Wijatna. 1994. Logika Pilsafat Berfikir.Jakarta : Rineka Cipta
·         Poepo Praja. 1995. Logika Ilmu Menalar. Jakarta : Raja Grafika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar