Kapal Baruna Jaya IV BPPT bergerak melakukan
pencarian pesawat AirAsia QZ 8501 yang jatuh di perairan Belitung, Ahad
(28/12). Kapal riset Baruna Jaya I diminta fokus menemukan kotak hitam pesawat
Air Asia QZ8501 yang jatuh di perairan Teluk Kumai, Kotawaringin Barat,
Kalimantan Tengah (Kalteng). Perekayasa madya BPPT Yudo Haryadi melalui
sambungan telpon kepada Antara di Pangkalan Bun, Kalteng, Minggu mengatakan
penekanan pencarian Baruna Jaya I dari Basarnas untuk mencari kotak hitam dulu.
Pergerakan kapal riset ini pun, menurut dia, berada di bawah koordinasi Komite
Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT). "Ada tiga kapal yang membawa
'pinger locator' yang di berada di lokasi pencarian dan itu dikoordinasikan
oleh KNKT," ujar dia. Sejauh ini, menurut dia, "pinger locator"
Baruna Jaya I baru menangkap indikasi signal atau ping kotak hitam pesawat yang
dicari di beberapa lokasi. Namun belum ada yang terkonfirmasi hingga pencarian
hari ke-14. Saat ini, Yudo mengatakan Baruna Jaya I masih mencoba mencari atau
menangkap signal dari kotak hitam di radius yang tidak begitu jauh dari
penemuan ekor pesawat. "Pinger locator" dapat menangkap signal dari
kotak hitam sekitar enam kilometer. Kapal riset ini, menurut dia, masih
"disiplin" menyisir sektor prioritos kedua untuk menemukan kotak
hitam sesuai dengan arahan Badan SAR Nasional. Sebelumnya, Direktur Operasional
Basarnas Marsekal Pertama SB Supriyadi mengatakan kotak hitam yang menyimpan
Flight Data Recorder (FDR) dan Cockpit Voice Recorder (CVR) dari pesawat Air
Asia QZ8501 diduga telah terpisah dari ekor pesawat. "(Kotak hitam) tidak
ada (di ekor pesawat). Jadi kemungkinan sudah berpisah dengan ekornya,"
katanya. Hanya saja, ia mengatakan letak pasti dari benda yang mengeluarkan
signal tersebut belum dapat ketahui. "Letaknya belum bisa kita pastikan,
masih berupa kemungkinan-kemungkinan. Namun beberapa kapal pencari yang membawa
'pinger locater' menangkap signal yang berada satu kilometer (km) sebelah
tenggara dari ekor pesawat yang telah ditemukan," ujarnya. "Lebih dan
kurangnya seperti itu, sehingga sekarang upaya mendeteksi dengan pinger ini
terus dilakukan supaya dapat lokasinya yang tepat, sehingga nanti penyelam bisa
turun ke lokasi yang tepat," ujar dia.
3. Sinyal Ping QZ 8501 Diduga Berhasil
Diidentifikasi
Potongan bagian ekor pesawat AirAsia QZ8501
setelah berhasil diangkat dari dasar laut dengan menggunakan "floating
bag" oleh tim penyelam gabungan TNI AL dan ditempatkan di atas kapal Crest
Onyx, di perairan Laut Jawa, Sabtu (10/1). Kapal riset Baruna Jaya I (BJ1)
tengah mengidentifikasi sinyal PING yang diduga kotak hitam pesawat Air Asia QZ
8501 yang jatuh di perairan Teluk Kumai, Kalimantan Tengah (Kalteng). Deputi
Kepala BPPT Bidang Teknologi dan Pengembangan Sumberdaya Alam Ridwan
Djamaluddin dalam keterangannya di Teluk Kumai, Kalteng, Ahad (11/1),
mengatakan temuan sinyal tersebut berada sekitar empat kilometer (km) dari area
temuan ekor pesawat Air Asia QZ 8501. Ia menduga kuat obyek tersebut adalah
kotak hitam yang tengah menjadi fokus pencarian tim SAR gabungan. Saat ini, ada
tiga Kapal Survei yang dikoordinasikan Basarnas yang tengah melakukan
verifikasi terhadap dugaan obyek kotak hitam tersebut. "Mudah-mudahan
tidak salah. Karena tiga alat dari tiga kapal, ketika memanggil, pingnya
menjawab dari kotak hitam," katanya. Sementara itu Penanggung Jawab
Puskodal Operasi Baruna Jaya I BPPT Imam Mudita mengatakan dugaan obyek
tersebut berada sekira 4,5 km dari area temuan ekor pesawat Air Asia QZ 8501.
"Frekuensi kotak hitam 37,5 khz, terus kita dengarkan dan dipantau
koordinatnya," ujar dia. Sebelumnya, Direktur Operasional Basarnas Marsekal
Pertama SB Supriyadi mengatakan kotak hitam yang menyimpan Flight Data Recorder
(FDR) dan Cockpit Voice Recorder (CVR) dari pesawat Air Asia QZ 8501 diduga
telah terpisah dari ekor pesawat. "(Kotak hitam) tidak ada (di ekor
pesawat). Jadi kemungkinan sudah berpisah dengan ekornya," katanya. Hanya
saja, ia mengatakan letak pasti dari benda yang mengeluarkan signal tersebut
belum dapat ketahui. "Letaknya belum bisa kita pastikan, masih berupa
kemungkinan-kemungkinan. Namun beberapa kapal pencari yang membawa 'pinger
locater' menangkap signal yang berada satu kilometer (km) sebelah tenggara dari
ekor pesawat yang telah ditemukan". "Lebih dan kurangnya seperti itu,
sehingga sekarang upaya mendeteksi dengan pinger ini terus dilakukan supaya
dapat lokasinya yang tepat, sehingga nanti penyelam bisa turun ke lokasi yang
tepat," ujar dia.
4. Black Box Air Asia QZ8501 Diperkirakan Berada 4
Kilometer dari Ekor Pesawat
Serpihan pesawat Air Asia QZ8501 disimpan di
ruang Disasater Victim Identification (DIV) Polri di Lanud Iskandar, Pangkalan
Bun, Kalteng, Kamis (8/1). (Antara/Prasetyo Utomo) Kapal riset Baruna Jaya I
(BJ1) tengah mengidentifikasi sinyal PING yang diduga kotak hitam pesawat Air
Asia QZ8501 yang jatuh di perairan Teluk Kumai, Kalimantan Tengah. “Temuan
sinyal tersebut berada sekitar empat kilometer dari area temuan ekor pesawat
Air Asia QZ 8501,” terang Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi dan Pengembangan
Sumberdaya Alam Ridwan Djamaluddin, Ahad (11/1). Ia menduga, obyek tersebut
adalah kotak hitam yang tengah menjadi fokus pencarian tim SAR gabungan. Untuk
memastikannua, tiga kapal survei yang dikoordinasikan Basarnas tengah
memverifikasi obyek tersebut. "Mudah-mudahan tidak salah. Karena tiga alat
dari tiga kapal, ketika memanggil, ping-nya menjawab dari kotak hitam,"
katanya. Sementara itu Penanggung Jawab Puskodal Operasi Baruna Jaya I BPPT Imam
Mudita mengatakan dugaan obyek tersebut berada sekitar 4,5 km dari area temuan
ekor pesawat AirAsia QZ 8501. "Frekuensi kotak hitam 37,5 khz, terus kita
dengarkan dan dipantau koordinatnya," ujar dia.
Sumber : http://abarky.blogspot.com/2015/01/pencarian-black-box-airasia-qz8501.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar